Khutbah
Pertama:
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ
إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا
هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
.
أَمَّا
بَعْدُ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ:
اِتَّقُوْا
اللهَ تَعَالَى حَقَّ تَقْوَاهُ فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِيَةِ وَالغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَإِنَّ تَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلَا هِيَ خَيْرُ زَادٍ يُبلِّغُ
إِلَى رِضْوَانِ اللهِ.
Ibadallah,
Pemuda
merupakan pusat perhatian dan tumpuan harapan masyarakat, sebagai obor
penyemangat masa kini dan insan-insan pembangun masa depan. Dari sinilah
pentingnya mereka perlu mendapatkan bimbingan islami secara khusus dan
komprehensif.
Firman Allah
:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا [ التحريم / 7 ]
Hai
orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api
neraka (Qs At-Tahrim : 6)
Masa muda
waktu berharga yang tak dapat tergantikan, bunga elok yang tak ada bandingnya,
maka setiap yang menginginkan kesuksesan harus mengisi dan memakmurkan masa
mudanya untuk taat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah –subhanahu wa
ta’ala-. Disamping harus bersungguh-sungguh dan tidak pernah kendur dalam
melawan hawa nafsu dan setan.
Sabda Nabi –
shallallahu ‘alaihi wa sallam – :
” اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ
خَمْسٍ ”
“Raihlah
lima perkara sebelum datangnya lima perkara lainnya”, dalam hadis ini beliau
menyebutkan :
” شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ
”
“Dan masa
mudamu sebelum masa tuamu”. HR Ahmad dan lainnya.
Maka, wahai
pemuda Islam, manfaatkanlah waktu yang agung ini untuk beribadah kepada Allah,
tumbuh kembanglah di bawah naungan perintahNya, menjauhi larangan-laranganNya,
niscaya Anda meraih akibat yang baik dan kesuksesan yang besar di sisi Tuhan
yang Maha Pemurah.
Sabda Nabi
–shallallahu alaihi wa sallam – :
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ الله فِي
ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظلَّ إلاَّ ظلَّهُ
“Ada tujuh
golongan yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya di hari yang tidak ada
naungan kecuali naunganNya”, beliau menyebutkan di antaranya ialah
” وَشَا بٌّ نَشَأ في عِبَا
دَةِ الله ” [ رواه البخاري]
“pemuda yang
tumbuh berkembang dalam beribadah kepada Allah”. HR Bukhari.
Kaum
muslimin,
Anugerah
terbesar ialah ketika Allah memberi kesempatan kepada hambaNya dalam usia muda
untuk beribadah kepadaNya, berpacu dalam meraih ridhaNya, menjauhi
larangan-laranganNya sebagai seorang muslim yang wajib mempertanggung jawabkan
nikmat usia muda itu yang kelak akan diaudit.
Imam Tirmizi
meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda
:
لا تزول قدما
عبد يوم القيامة حتى يسأل عن خمس ، عن عمره فيما أفناه وعن شبابه فيما أبلاه ، و
عن ماله من أين اكتسبه وفيما أنفقه ، وماذا عمل فى ما عَلِمَ ”
“Dua kaki
manusia kelak hari kiamat tidak akan bergeser sebelum dirinya
mempertanggung-jawabkan lima perkara ; tentang usianya, untuk apa ia
menghabiskannya ? tentang masa mudanya, dalam hal apa ia mengisinya ? tentang
harta bendanya, dari mana dan dalam hal apa ia mengelurkannya ? Dan apa dia
amalkan dari ilmunya?.”
Saudara-saudara
sesama muslim!
Kesuksesan
anak-anak muda adalah kesuksesan umat, tidak mungkin suatu umat mencapai
kebahagiaan, kejayaaan, kemapanan, kebesaran dan ketenteraman kecuali manakala
kaum mudanya berpegang teguh pada ajaran yang dijalankan oleh generasi pertama
umat ini. Ketika itulah kejayaan agama dan kemakmuran hidup terlihat pada
setiap karya yang produktif dan pengabdian yang positif.
Anas –
radhiyallahu anhu – berkata :
“Ada 70
orang pemuda Anshar yang disebut sebagai ‘Al-Qurra’ (pakar baca
Al-Quran)tinggal di masjid. Ketika waktu sudah sore, mereka menuju ke pinggiran
kota Madinah untuk belajar dan melaksanakan shalat, sehingga jama’ah mesjid
menyangka mereka sudah pulang ke rumah mereka, dan keluarga mereka di rumah
menyangka mereka masih di mesjid. Manakala waktu pagi hari merekapun mencari
air dan kayu bakar untuk mereka hadirkan ke rumah Nabi –shallallahu alaihi wa
sallam-“. HR Ahmad.
Sesungguhnya
para pemuda sangat butuh untuk waspada dari sebab-sebab yang bisa menjerumuskan
mereka, masyarakat mereka, dan umat mereka ke lembah-lembah hawa nafsu dan
langkah-langkah syaitan. Yang hal ini akan mengantarkan kepada kesudahan yang
buruk dan kemudorotan yang besar. Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنَوُا
خُذُوا حِذْرَكُمْ
“Wahai
orang-orang yang beriman, waspada dan bersiagalah” (QS An-Nisaa : 71)
Pemuda Islam
haruslah menjadi insan yang cerdas dan tanggap, tidak merespon apapun yang
tidak jelas tujuannya bagi kepentingan Islam dan yang tidak membuat panji-panji
kebenaran berkibar.
Betapa besar
ambisi lawan-lawan Islam untuk menjerumuskan para pemuda Islam ke dalam jurang
kebinasaan dan jalur kesesatan serta menjauhkan mereka dari norma-norma
keluhuran dan prinsip-prinsip toleransi yang menjadi watak Islam yang moderat,
pertengahan dan yang dapat membimbing mereka bagaimana cara memelihara
kemaslahatan dan mendatangkan kemanfaatan bagi diri mereka, bangsa, negara dan
masyarakat.
Firman Allah
:
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا
تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ [ المائدة / 77 ]
(
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas ( bersikap ekstrim
) dengan cara tidak benar dalam agamamu ).Qs Al-Maidah : 77
Sabda Nabi
–shallallahu alaihi wa sallam – :
” إياكم والغلو فإنما أهلك من
قبلكم الغلو ”
“Waspadailah
sikap ekstrim, karena sesungguhnya kebinasaan umat-umat sebelum kalian adalah
akibat sikap ekstrim mereka”.
Pemuda Islam
mempunyai tanggung jawab besar, mengemban obor keimanan dan ideologi ( akidah )
yang benar serta membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih
demi kecerahan akal pikiran mereka, kejernihan mata hati mereka, ketajaman
intelektual mereka dan ketepatan gagasan-gagasan mereka. Dengan demikian mereka
menjadi bagian dari upaya perbaikan dan pengaman dari kekacauan kejahatan,
dampak buruk fitnah dan keganasan gelombang bencana.
Firman Allah
:
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا
بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى ، وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ [ الكهف/ 13]
“Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah
pula untuk mereka petunjuk. Dan Kami meneguhkan hati mereka “. Qs Al-Kahfi : 13
– 14
Saudara-saudara
sesama muslim!
Para pemuda
islam dewasa ini terombang-ambing oleh ombak besar pemikiran yang menyimpang
dan aliran yang menyesatkan, ambisi yang bias dan serangan ideologi yang tidak
jelas ujung tepinya. Maka sangat penting bagi pemuda kita menyatu dengan para
ulama yang telah diakui kredibilitasnya oleh masyarakat dalam keilmuan,
kepatuhan, keberagaman, keshalihan, kegeniusan, intelektualitas, ketegaran dan
ketulusan hati, terutama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan genting, yang
manakala keliru dalam menyikapinya akan menimbulkan dampak yang buruk sepanjang
sejarah umat, seperti halnya problematika pengkafiran, loyalitas (hanya kepada
Islam) dan lepas tangan (dari hal-hal yang diluar Islam), masalah pengingkaran,
pembaiatan, jihad dan persoalan-persoalan genting lainnya.
Firman Allah
:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ
كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ [ الأنبياء / 7
“ maka
tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”.
Qs Al-Anbiya : 7
Para ulama
bertanggung jawab terhadap amanat ini. Karena itu para Ulama dan para da’i
harus pandai menyampaikan informasi dan berimbang dalam menangani persoalan
umat serta tidak tergesa-gesa mengeluarkan fatwa, kecuali setelah memahami
duduk persoalan secara tepat dan cermat serta memilih bahasa yang santun. Sebab
tidak sedikit fatwa dan himbauan yang justru menyeret umat kepada kedustaan dan
kesesatan.
Pemuda Islam
harus sadar bahwa ketika dirinya sedang enjoy dengan emosional keagamaannya
yang menggebu-gebu, terpujilah hal itu di dunianya dan akhiratnya, selama
terkontrol oleh ilmu syariat dan petunjuk Nabi –shallallahu alaihi wa sallam-.
Jika tidak demikinan, maka betapa banyak orang yang bermaksud mengatasi
penyakit flu, namun justru menimbulkan penyakit kusta (lepra) sehingga
mendatangkan berbagai malapetaka dan penderitaan yang tidak kunjung berakhir
bagi umat Islam dan masyarakat luas.
Kaum
muslimin!
Kita semua
di awal semester pengajaran perlu mengingatkan para pendidik yang budiman bahwa
mereka adalah insan-insan pembela nilai-nilai keutamaan dan pembina rasio
pemikiran. Hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dalam menanamkan
prinsip-prinsip Islam yang autentik dan moral akhlak yang mulia ke dalam jiwa
generasi muslim. Menghindarkan mereka dari upaya-upaya penggelinciran yang
membahayakan, dan dari berbagai jalur bengkok yang tidak menguntungkan apa-apa,
baik urusan agama maupun dunia.
Sabda Nabi
–shallallahu alaihi wa sallam- :
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap
kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban
tentang bawahan yang dipimpinnya”.
Wahai kawula
muda negeri ini!
Puji syukur
ke hadirat Allah atas aneka macam nikmatNya. Kalian semua merasa enjoy dengan
penghidupan yang menyenangkan dan keamanan serta ekonomi yang mapan. Maka
jadilah kalian sebaik-baik pembela dua tanah suci (Al-Haramain) dan
mempertahankan kedaulatannya. Allah –subhanahu wa ta’ala – berfirman :
“َوَتَعاَونُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا
تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ” [ المائدة / 2 ]
“Dan
tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan ketakwaan, dan janganlah
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. Qs Al-Maidah : 2
Satukanlah
kalimat dan rapatkanlah barisan serta tetaplah pada jalur perbaikan dan
peningkatan diri. Janganlah kalian memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin
lalu menyendiri dari masyarakat. Ingatlah bahwa tangan Allah selalu menggandeng
orang-orang yang bersatu padu.
Wahai kaum
muslimin!
Setan
bekerja keras memikat manusia dengan memoles dan memperindah keburukan dan
lubang-lubang jalan kesesatan dan kedurjanaan, lalu memasang perangkap untuk
memperdayakannya dari jalur kebenaran dan merintanginya dari jalan yang lurus.
Firman Allah :
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ
فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ
السَّعِيرِ [ فاطر / 6]
“Sesungguhnya
setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya
setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala” (QS. Fathir: 6).
Terutama
ketika menghadapi anak muda, setan lebih keras permusuhannya untuk mengarahkan
mereka ke dalam iring-iringan ( konvoi ) kebatilan yang menuju neraka. Allah
berfirman :
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ
فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ
السَّعِيرِ [ فاطر / 6]
“Sesungguhnya
setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya
setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala” (QS. Fathir: 6).
Pahamilah
segala sarana dan prasarana setan dengan perangkapnya. Waspadalah terhadap
tipudaya setan dan trik-trik kejahatannya.
Firman Allah
:
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ
الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا
لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا
[ الأعراف / 27 ]
[ الأعراف / 27 ]
“Wahai anak
cucu Adam ! Janganlah kalian tertipu oleh setan ! sebagaimana dia telah mengeluarkan
ibu bapak kalian dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk
memperlihatkan aurat keduanya”. al-A’râf :27
Syaitan
menggoda para pemuda yang ta’at beragama melalui pintu mengajak kepada sikap
berlebih-lebihan dan melampaui batas serta keluar dari petunjuk yang shahih dan
manhaj yang hak.
Setan
memangsa para pemuda dengan menghiasi kerusakan menjadi keindahan, dan
melalaikan mereka dengan angan-angan yang panjang serta indahnya masa muda,
sehingga akhirnya ia menjerumuskan para pemuda ke dalam dosa-dosa yang
membinasakan, perbuatan-perbuatan keji dan kemaksiatan-kemaksiatan.
Ibnul Qoyyim
berkata :
“Sebagian
salaf berkata ; Tidaklah Allah ta’ala memerintahkan suatu perintah kecuali
setan memiliki dua godaan terhadap perintah tersebut, godaan untuk kurang dalam
melaksanakan perintah tersebut atau godaan untuk bersikap berlebihan dan
melampaui batas dalam melaksanakan perintah tersebut. Dan setan tidak perduli
dengan mana ia berhasil menggoda”
Penanganan
yang bermanfaat dan obat yang menyembuhkan dari bahaya setan dan godaannya
adalah mengarahkan diri kepada ilmu yang bermanfaat dan menyibukkan diri dengan
amal shalih dalam urusan agama dan dunia, serta memperbanyak membaca al-Qur’an
dan mentadaburinya, demikian juga memperbanyak dzikir kepada Allah dan
berlindung kepadaNya dari syaitan yang terkutuk.
إنَّ عِبَادِي لَيۡسَ لَكَ عَلَيۡهِمۡ
سُلۡطَٰنٌ إِلَّا مَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡغَاوِينَ [ الحجر/ 42 ]
“Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang
yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat”. Qs Al-Hijr : 42
إِنَّهُۥ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ
عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ [ النحل / 99]
“Sesungguhnya
syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan
bertawakkal kepada Tuhannya”. Qs An-Nahl : 99
Para pemuda
sekalian!
Anak muda
memiliki cahaya dan kekuatan, maka hendaknya engkau –wahai pemuda muslim-
jadilah seorang yang lembut hatinya, lembut akhlaknya, baik perangainya,
mencerminkan akan kasih sayang dan keindahan Islam.
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ
لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ [ آل
عمران / 159
“Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu”. Qs Ali Imron : 159
Hendaknya
keutamaan sikap mengasihi selalu menyertaimu bahkan meski dalam kondisi paling
sulit dan krisis yang paling berat. Jadilah engkau termasuk orang-orang yang
berhati pengasih, jauh dari hati yang keras dan tabi’at yang kasar, jauh dari
sikap keras dan kasar serta kata-kata keji dan kotor. Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
“لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِيٍّ” حديث حسن
صحيح
“Tidaklah
dicabut sifat pengasih kecuali dari orang yang celaka”. HR At-Tirmidzi dan ia
berkata : Hadits Hasan.
Hendaknya
engkau mencerminkan perangai-perangai Islam yang mulia dan ajaran-ajarannya
yang tinggi, maka engkau akan hidup di tengah-tengah masyarakat dengan
terhiaskan seluruh akhlak yang mulia, engkau memiliki sifat penyayang yang
tinggi kandungannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي
تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ،
إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ
وَالْحُمَّى
“Perumpamaan
kaum mukminin dalam sikap saling mencintai, saling menyayangi, dan saling
lembut adalah seperti perumpamaan tubuh yang satu, jika salah satu anggota
tubuh sakit maka anggota tubuh yang lain juga ikut menyerukan rasa sakit dengan
begadang dan demam”.
Jadilah
engkau di masyarakatmu termasuk orang-orang yang penyayang, pengasih, dan
berakhlak yang mulia dan suka berbuat baik kepada orang lain, cerminkan
perangai yang mulia dan budi pekerti yang indah serta sifat-sifat yang terpuji.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنُكُمْ
أَخْلاَقًا
“Sesungguhnya
sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya”. HR Al-Bukhari dan Muslim
Nabi
bersabda :
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي
مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
“Tidak ada
sesuatupun yang lebih berat di timbangan seorang mukmin pada hari kiamat dari
pada akhlak yang mulia” .
HR
At-Tirmidzi dan ia berkata : Hadits hasan shahih.
Abu Dawud
meriwayatkan
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ
بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya
seorang mukmin dengan akhlaknya yang mulia mendapati derajat orang yang puasa
sunnah dan sholat malam”
Hendaknya
engkau senantiasa bertutur kata yang terarah, senantiasa tersenyum yang
memancarkan kasih sayang, berhati yang lembut dan bermu’amalah yang baik, dan
berperilaku yang sopan, sembari berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bisa
memberi sumbangsih bagi kebaikan, suka dengan kebajikan dan menebarkan
kemuliaan, salam, dan keharmonisan dan memberi kemanfaatan bagi masyarakat,
maka niscaya engkau akan meraih kebaikan yang besar dan kemenangan yang agung.
Rasul kita –
shallallahu ‘alaihi wasallam- di antara sifat-sifat beliau yang agung adalah
beliau menyambung silaturahmi, membantu orang yang tidak mampu, bekerja untuk
membantu orang yang tidak memiliki apa-apa, memuliakan tamu, dan menolong
orang-orang yang terkena musibah. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sungguh telah
bersabda ;
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ
أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Orang yang
paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.
HR
At-Thabrani dengan sanad yang hasan.
Waspadalah
wahai saudaraku pemuda!
Janganlah
sampai engkau mengganggu masyarakatmu, memberi kemudhorotan kepada tetanggamu,
maka menjaga anggota tubuh agar tidak mengganggu orang lain termasuk dari
perbuatan kebajikan dan amalan sholih. Dari Jundub bin Junaadah –radhiallahu
‘anhu- beliau berkata ;
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ،
أَرَأَيْتَ إِنْ ضَعُفْتُ عَنْ بَعْضِ الْعَمَلِ؟ قَالَ: ” تَكُفُّ شَرَّكَ عَنِ
النَّاسِ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى نَفْسِكَ”رواه مسلم
“Aku
berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika aku lemah tidak mampu
melaksanakan sebagian amal, maka amal kebajikan apa yang aku lakukan?’. Nabi
berkata, “Engkau menahan dirimu tidak mengganggu orang lain, maka itu adalah
sedekah darimu untuk dirimu”. HR Muslim.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ؛
وَأَسْتَغْفُرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ .
Khutbah
Kedua:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا
وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا
بَعْدُ:
Ibadallah,
Sesungguhnya
diantara kerusakan yang paling parah yang terjadi di hari ini pada umat ini
adalah kedengkian yang terpendam dan kebencian yang tersembunyi yang disimpan
oleh sebagian umat ini kepada sebagian yang lain. Hal ini menyebabkan munculnya
tindakan-tindakan kriminal dan kejahatan yang sangat buruk yang dibangun di
atas menumpahkan darah orang-orang yang tak bersalah serta merajalelanya
kejahatan dan pengrusakan di atas muka bumi.
Allah
berfirman :
أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا
بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ
جَمِيعٗا [ المائدة/32
‘Bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan
dia telah membunuh manusia seluruhnya. Qs Al-Maidah : 32
Allah juga
berfirman :
وَمَن يَقۡتُلۡ مُؤۡمِنٗا مُّتَعَمِّدٗا
فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَٰلِدٗا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهُۥ
وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمٗا [ النساء / 93
“Dan
barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya
serta menyediakan azab yang besar baginya”. Qs An-Nisaa : 93
Musibah apa
yang menimpa kalian wahai putra-putra Islam? Sebagian kalian membunuh sebagian
yang lain, dan menjadikan mereka merasakan berbagai macam penderitaan dan
siksaan, pengepungan, pengusiran, pembunuhan, pengeboman, yang menjadikan alam
semesta gempar dengan dahsyatnya kengerian itu semua, matahari dan bulan pun
berlindung dari ini semua.
Kemana
larinya mereka (para pembuat onar tersebut-pen) dari Allah Yang Maha Kuasa dan
Maha Perkasa?
Mana
pengamalan firman Allah penguasa alam semesta?, mana penerapan wasiat-wasiat
Nabi Muhammad pemimpin seluruh manusia yang awal hingga yang akhir?.
Al-Bukhari
meriwayatkan dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- ;
لاَ يَزَالُ الْعَبْدُ فِي فُسْحَةٍ
مِنْ دِيْنِهِ مَا لَمْ يُصِبْ دَمًا حَرَامًا
“Senantiasa
seorang hamba dalam kelapangan pada agamanya selama ia tidak menumpahkan darah
yang diharamkan untuk ditumpahkan”.
Beliau juga
bersabda :
لاَ تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا
يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ
“Janganlah
setelahku kalian kembali menjadi kufur, dimana sebagian kalian memukul leher
sebagian yang lain”. HR Al-Bukhari dan Muslim.
Sesungguhnya
Islam mengagungkan perkara darah, dan Islam tidak memberikan kesempatan untuk
mentakwil (mencari alasan) bagaimanapun sebabnya untuk menumpahkan darah. Dalam
hadits :
أَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي الدِّمَاءِ
“Perkara
pertama yang diputuskan diantara manusia pada hari kiamat adalah pada urusan
darah”. HR Al-Bukhari dan Muslim.
Di dalam
sunan At-Tirmidzi dan Ibnu Maajah ;
لَقَتْلُ مُسْلِمٍ أَعْظَمُ عِنْدَ
اللهِ مِنْ زَوَالِ الدُّنْيَا
“Sungguh
terbunuhnya seorang muslim lebih besar di sisi Allah dari pada hilangnya dunia”
Bahkan Islam
mengharamkan membunuh kafir mu’ahad yang telah diberikan janji keamanan dan
amanah atas dirinya di negeri islam, bahkan meskipun yang memberikan jaminan
keamanan baginya adalah salah seorang dari kaum muslimin. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ
رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ
عَامًا
“Barangsiapa
yang membunuh kafir mu’ahad maka ia tidak akan mencium harumnya surga, dan
sesungguhnya harumnya surga tercium dari jarak 40 tahun perjalanan”.
Maka
hendaknya kalian –wahai umat al-Qur’an- bertakwalah kepada Allah, jangan sampai
kalian dijerumuskan oleh syaitan pada jalan-jalan yang menyimpang dari
kebenaran, ke lembah-lembah keburukan. Jadilah kalian orang-orang yang berhenti
pada batasan-batasan Allah, dan jangan sampai kalian mengganggu kaum muslimin,
memberikan rasa takut kepada kaum mukminin. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
مَنْ أَخَافَ مُؤْمِنًا كَانَ حَقًّا
عَلَى اللهِ لاَ يُؤَمِّنَهُ مِنْ أَفْزَاعِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa
yang memberi ketakutan kepada seorang mukmin maka Allah berhak untuk tidak
memberikannya keamanan dari dahsyatnya kengerian hari kiamat”. HR At-Thabrani
di Al-Awshath.
Kemudian
ketahuilah, bahwasanya termasuk amalan yang tersuci yang dilakukan dalam
kehidupan kita adalah menyibukkan diri untuk bersholawat kepada Nabi yang
termulia.
وَاعْلَمُوْا
أَنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ، وَخَيْرَ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ
فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ .
وَصَلُّوْا
وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ
اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ،
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)) .
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةَ المَهْدِيِيْنَ؛ أَبِيْ
بَكْرِ الصِّدِّيْقِ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ،
وَأَبِيْ الحَسَنَيْنِ عَلِيٍّ, وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ
أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ
الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ
وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ
انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُسْلِمِيْنَ
المُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ فِي أَرْضِ
الشَامِ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ كُنْ لَنَا وَلَهُمْ حَافِظاً
وَمُعِيْنًا وَمُسَدِّداً وَمُؤَيِّدًا،
اَللَّهُمَّ
وَاغْفِرْ لَنَا ذُنُبَنَا كُلَّهُ؛ دِقَّهُ وَجِلَّهُ، أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ،
سِرَّهُ وَعَلَّنَهُ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا
وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ حُبَّكَ،
وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ العَمَلَ الَّذِيْ يُقَرِّبُنَا إِلَى حُبِّكَ.
اَللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِيْنَةِ الإِيْمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةَ مُهْتَدِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا، وَاهْدِنَا
سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ. اَللَّهُمَّ
آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ
وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عباد الله،
(إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ* وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا
الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ) [النحل:90-91]، فاذكروا اللهَ يذكرْكم،
واشكُروه على نعمِه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبرُ، واللهُ يعلمُ ما تصنعون.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar